TUGAS INDIVIDU
BOTANI TUMBUHAN
RENDAH
LICHENES
DI SUSUN OLEH :
FANI NATHANIA
(116511569)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Botani Tumbuhan
Rendah yang berjudul “Lichenes (lumut kerak)”.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
mendorong serta memotivasi supaya lebih baik dan efesien. Oleh karena itu, saya
selaku penulis mengucapkan trima kasih kepada Ibu Evi Suryantti,S.Si,M.Sc
selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan saya sebagai penulis berusaha
untuk menyususn makalah ini dengan sebaik – baiknya serta mudah untuk
dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa/i. Selain itu, untuk mempermudah dalam
memahami makalah ini disusun atas beberapa info tambahan dari berbagai buku dan
internet.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, seperti itulah
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis memohon maaf
apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Atas kritik dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, 17
April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras
dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme
lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat,
beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh
karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan
Lichen bagi kehidupan.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling
menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap
air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi
menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah organisme
hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di
alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim
seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh
di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang
ada.
II.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana morfologi atau ciri-ciri dan bagian-bagian dari Lichenes?
- Bagaimanakah klasifikasi dari Lichenes?
- Bagaimana perkembangbiakan Lichenes?
- Apakah manfaat atau peranan Lichenes?
III.
Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai
berikut :
1.
Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang
ditugaskan oleh dosen pembimbing
2.
Mengetahui dan memahami tentang Ciri, struktur, reproduksi, dan kalsifikasi
serta peranan Lichenes dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub
utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang
tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya
matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup
kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat
beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora,
membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes
ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini
memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning,
oranye, coklat, merah dan hitam.
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang
tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau
klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes
dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan
ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi
golongan tersendiri.
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun
tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain
didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada
alga dan jamur yang hidup terpisah. Dengan demikian, Lichenes adalah
suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari
fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat
berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc).
Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari
komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan
mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Lichenes
memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Pada penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri
- Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya
- Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras atau empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat
- Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara
- Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik
- Syarat hidupnya tidak sulit dan tahan terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama. Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
- Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun
- Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium
- Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya
B.
STRUKTU MORFOLOGI LICHEN
·
Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus
yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini
berwarna abu – abu atau abu – abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna
kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh
yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif
dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan
lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan
bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk, yaitu :
Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang
berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon
atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak
substratnya.Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau
Pleopsidium.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam
di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik,
dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau
endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur
berlapis, disebut leprose.
Foliose
Lichen foliose memiliki struktur
seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar
melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun
yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini
melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai
alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera,
Parmelia dll.
Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki
banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung
pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara
permukaan atas dan bawah.
Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus
seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan
saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
·
Morfologi Dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili
oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat
diamati secara jelas yaitu:
Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel
jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa
jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling
mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk
perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak
di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia
dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial
sebagai organ reproduksi.
Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung
ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis. Terdiri dari
lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan
longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya
mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar
di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya.
Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua
pembuluh.
Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang
tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya
perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu
(fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas,
tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal
sebagai rizoid.
Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur
hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus
atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah
akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak
mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang
terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan
melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat
bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari
sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas
dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci,
yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
·
Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
1.
Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga
soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin
dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru.
Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia.Soredia itu sendiri
merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi
benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya.
Soredia ini terdapat di dalam soralum.Potongan Lobaria pulmonaria.Bagian hitam
yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium
dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya.Lapisan hijau adalah koloni alga.
2.
Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan
tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan,
isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies
foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
3.
Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar.Lobula ini dapat berkembang
dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera.
Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
4.
Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman
yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke
bagian dalam.
Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan
Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran
serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.Biasanya muncul pada
lapisan bawah seperti padaCollemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul
di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda
pada cara tumbuhsaja.
5.
CyphellaedanPseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang
agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus
Sticta.Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae
yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia,
Parmelia dan Pasudocyphellaria.Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan
atau pertukaran udara.
6.
Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan
lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari
inangnya.Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc
jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan
Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti
Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
C.
KLASIFIKASI LICHENES
Lichenes
sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari alga dan fungi
serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti Bessey (1950),
Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes dikelompokkan
dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey meletakkannya
dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955) menganjurkan agar
lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang berbeda dari alga dan
fungi.
Lichenes
memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya secara umum
adalah sebagai beriktu :
Ø Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
Ascolichens
Jika
cendawan penyusunnya berupa :
-
Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, contohnya
Dermatocarpon dan Verrucaria.
-
Discomycetales, maka tubuhnya berupa apotesium, contohnya:Usnea barbata dan U.
dasypoga, mempunyai khasiat obat yang dibuat sebagai ramuan dalam jamu-jamu
tradisional. Usnea menghasilkan antibiotic asam usnin yang berguna untuk
melawan tuberculosis.Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus.
Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari
Mycophyceae adalah Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain – lain.
Dari Cholophyceae adalah Protococcus, Trentopohlia, Cladophora, dan lain –
lain.
Contoh : Usnea barbata
Basidiolichenes
Berasal dari
jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili :
Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae
berupa filamen yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus.
Lichen Imperfect Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria,
Leprocanlon, Normandia, dll.
Contoh : Cora pavonia
Ø Berdasarkan alga yang menyusun thalus
Homoimerus
Sel alga dan
hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk
seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema
Heteromerous
Sel alga
terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan
terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh :
Parmelia
Ø Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
Crustose atau Crustaceous
Merupakan
lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon.
Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka
terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Fruticose atau filamentous
Lichen
semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel
pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek dan
panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau
berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang panjang
menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua
bentuk itu.
Secara umum
Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :
- Klas : Ascolichens
- Ordo : Lecanorales
- Famili :
§ Lichinaceae
§ Collema taceae
§ Heppiaceae
§ Pannariaceae
§ Coccocarpiaceae
§ Perltigeraceae
§ Stictaceae
§ Graphidaceae
§ Thelotremataceae
§ Asterothyriaceae
§ Gyalectaceae
§ Lecidaeceae
§ Stereocaulaceae
§ Cladoniaceae
§ Umbilicariaceae
§ Lecanoraceae
§ Parmeliaceae
§ Usneaceae
§ Physciaceae
§ Theloshistaceae.
- Ordo : Sphariales
- Famili :
Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
- Ordo
: Caliciales
- Famili
: Caliciaceae,
Cypheliaceae, Sphaephoraceae
- Ordo
:
Myrangiales
- Famili
: Arthoniaceae,
Myrangiaceae
- Ordo
:
Pleosporales
- Famili
: Arthopyreniaceae
- Ordo
:
Hysteriales
- Famili
: Lecanactidaceae, Opegraphaceae,
Rocellaceae
- Klas
:
Basidiolichens
- Famili :
§ Herpothallaceae
§ Coraceae
§ Dictyonamataceae
§ Thelolomataceae.
- Klas
:
Lichens Imperfect
- Genus
: Cystocoleus, Lepraria,
Lichenothrix, Racodium.
D.
REPRODUKSI LICHEN
Tubuh talus Lichen sangat berbeda
dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan
pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative,
dan seksual. Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose
Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian
besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada
Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat
embun.
Perkembangbiakan lumut kerak dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.
§ Reproduksi
Vegetatif
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif
yaitu sebagai berikut :
1.
Sebagian
talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2.
Perkembangbiakan
melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah
diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian
khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3.
Perkembangbiakan
dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut
dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya
terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan
oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka
akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.
§ Reproduksi
Generatif
Reproduksi Generatif spora yang
dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora
dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang
sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan
induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut
kerak.
E.
PERANAN LICHEN
Peranan
lumut kerak bagi manusia antara lain :
Sebagai
tumbuhan perintis
- Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Membantu
siklus nitrogen
- Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
Sebagai
indikator lingkungan
- Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.
Lainya
- Jenis Usnea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
- Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
- Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat merugikan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Berikut
contoh Lichenes yang sering juga ditemui dengan perannya :
·
Usnea berbata dan Usnea dasypoga, menempel pada kulit pohon dengan ujung
menggantung seperti rambut, banyak mengandung asam usnin sebagai bahan obat
·
Cladonia rangiferina, hidup di bawah salju dan berfungsi sebagai sumber makanan
utama rusa kutub
·
Rocelia tinctoria, berfungsi sebagai indikator asam basa sehingga dapat
diproduksi untuk membuat kertas lakmus
·
Centraria islandica, berfungsi sebagai bahan obat – obatan
BAB III
PENUTUPAN
I. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai
lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes
adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan simbiosis antara alga
dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan klsifikasi yang
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.
Tubuhnya
berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis,
lichenes ikut berperan dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat
hidup yang tinggi.
Tumbuhan
lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis antara alga dan jamur yang
sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak
dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah.
Selain
keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes juga memiliki
kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai sekarang para ahli masih
terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang mengusulkan agar lichenes dimasukkan
ke dalam golongan tersendiri dan terpisah dari jamur dan alga.
II. Saran
Harapan
makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami botani tingkat rendah
lebih dalam lagi terutama mengenai Lichenes (lumut kerak).
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar