Selasa, 28 Mei 2013

Lichenes



TUGAS INDIVIDU
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
LICHENES






DI SUSUN OLEH :
FANI NATHANIA (116511569)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2013



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah S.W.T  yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Botani Tumbuhan Rendah yang berjudul “Lichenes (lumut kerak)”.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang mendorong serta memotivasi supaya lebih baik dan efesien. Oleh karena itu, saya selaku penulis mengucapkan trima kasih kepada Ibu Evi Suryantti,S.Si,M.Sc selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan saya sebagai penulis berusaha untuk menyususn makalah ini dengan sebaik – baiknya serta mudah untuk dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa/i. Selain itu, untuk mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas beberapa info tambahan dari berbagai buku dan internet.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, seperti itulah makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Atas kritik dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.





Pekanbaru, 17 April 2013


Penulis       


BAB I
PENDAHULUAN

I.                    Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.  Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang ada.
II.                  Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Bagaimana morfologi atau ciri-ciri dan bagian-bagian dari Lichenes?
  2. Bagaimanakah klasifikasi dari Lichenes?
  3. Bagaimana perkembangbiakan Lichenes?
  4. Apakah manfaat atau peranan Lichenes?
III.               Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut :
1.       Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang ditugaskan oleh dosen pembimbing
2.       Mengetahui dan memahami tentang Ciri, struktur, reproduksi, dan kalsifikasi serta peranan Lichenes dalam kehidupan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.  Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah dan hitam.
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri.
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Dengan demikian, Lichenes adalah  suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja sama ini demikian  eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
  1. Pada penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri
  2. Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya
  3. Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras atau empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat
  4. Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara
  5.  Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik
  6. Syarat hidupnya tidak sulit dan tahan terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama. Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
  7. Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun
  8. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium
  9. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya


B.      STRUKTU MORFOLOGI LICHEN

·         Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu – abu atau abu – abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk, yaitu :
Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.
Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
·         Morfologi Dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.

·         Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
1.       Soredia
                Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia.Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.Potongan Lobaria pulmonaria.Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya.Lapisan hijau adalah koloni alga.
2.       Isidia
                Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
3.       Lobula
                Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar.Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
4.       Rhizines
                Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam.
                Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
Tomentum
                Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti padaCollemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
Cilia
                Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.

5.       CyphellaedanPseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta.Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria.Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
6.       Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya.Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.



C.      KLASIFIKASI LICHENES
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955) menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya secara umum adalah sebagai beriktu :
Ø  Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya

Ascolichens
Jika cendawan penyusunnya berupa :
-          Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, contohnya Dermatocarpon dan Verrucaria.
-          Discomycetales, maka tubuhnya berupa apotesium, contohnya:Usnea barbata dan U. dasypoga, mempunyai khasiat obat yang dibuat sebagai ramuan dalam jamu-jamu tradisional. Usnea menghasilkan antibiotic asam usnin yang berguna untuk melawan tuberculosis.Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus.
                Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain – lain. Dari Cholophyceae adalah Protococcus, Trentopohlia, Cladophora, dan lain – lain.




Contoh : Usnea barbata
Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. Lichen Imperfect Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.



Contoh : Cora pavonia

Ø  Berdasarkan alga yang menyusun thalus
Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema
Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia
Ø  Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
Crustose atau Crustaceous
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Fruticose atau filamentous
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.
Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :
-          Klas : Ascolichens
-          Ordo : Lecanorales
-          Famili :
§  Lichinaceae
§  Collema taceae
§  Heppiaceae
§  Pannariaceae
§  Coccocarpiaceae
§  Perltigeraceae
§  Stictaceae
§  Graphidaceae
§  Thelotremataceae
§  Asterothyriaceae
§  Gyalectaceae
§  Lecidaeceae
§  Stereocaulaceae
§  Cladoniaceae
§  Umbilicariaceae
§  Lecanoraceae
§  Parmeliaceae
§  Usneaceae
§  Physciaceae
§  Theloshistaceae.
-          Ordo : Sphariales
-          Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae

-          Ordo             : Caliciales
-          Famili           : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae

-          Ordo             : Myrangiales
-          Famili           : Arthoniaceae, Myrangiaceae

-          Ordo             : Pleosporales
-          Famili           : Arthopyreniaceae

-          Ordo             : Hysteriales
-          Famili           : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae

-          Klas              : Basidiolichens
-          Famili :
§  Herpothallaceae
§  Coraceae
§  Dictyonamataceae
§  Thelolomataceae.
-          Klas              : Lichens Imperfect
-          Genus           : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.


D.      REPRODUKSI LICHEN
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.

Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.
§  Reproduksi Vegetatif
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
1.       Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2.       Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3.       Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.


§  Reproduksi Generatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.


E.      PERANAN LICHEN
Peranan lumut kerak bagi manusia antara lain :

Sebagai tumbuhan perintis
  • Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Membantu siklus nitrogen
  • Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
Sebagai indikator lingkungan
  • Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.
Lainya
  • Jenis Usnea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
  • Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
  • Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat merugikan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya. 
Berikut contoh Lichenes yang sering juga ditemui dengan perannya :

·         Usnea berbata dan Usnea dasypoga, menempel pada kulit pohon dengan ujung menggantung seperti rambut, banyak mengandung asam usnin sebagai bahan obat
·         Cladonia rangiferina, hidup di bawah salju dan berfungsi sebagai sumber makanan utama rusa kutub
·         Rocelia tinctoria, berfungsi sebagai indikator asam basa sehingga dapat diproduksi untuk membuat kertas lakmus
·         Centraria islandica, berfungsi sebagai bahan obat – obatan




BAB III
PENUTUPAN

        I.            Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan simbiosis antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan klsifikasi yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.
Tubuhnya berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut berperan dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.
Tumbuhan lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis antara alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah.
Selain keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes juga memiliki kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai sekarang para ahli masih terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang mengusulkan agar lichenes dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan terpisah dari jamur dan alga.

      II.            Saran
Harapan makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami botani tingkat rendah lebih dalam lagi terutama mengenai Lichenes (lumut kerak).






DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar